Social Icons

Pages

Wednesday 5 June 2013

Apa yang menjadi ciri utama nasionalisme Indonesia?

Nasionalisme yang inklusif. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang bercirikan keterbukaan (inklusif), yaitu nasionalisme yang tidak tersekat oleh latar belakang etnis, agama dan bahasa melainkan mendasarkan oleh perasaan senasib dan seperjuangan. Karena kita sama-sama senasib dijajah oleh Belanda dan mempunyai keinginan kehidupan yang lebih baik dan sederajat dengan bangsa merdeka lainnya itulah kita menciptakan tali persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air.Kebangsaan merupakan sebuah konstruksi dari sebuah visi yang harus diperjuangkan bukan sebuah kenyataan yang telah ditentukan oleh nasib dan takdir. Untuk itu mereka tidak bersedia bertopang dagu melainkan terus berusaha menyingsingkan lengan baju demi terwujudnya komunitas baru yang lintas etnis bahkan trans-etnis.
Nasionalisme yang kerakyatan. Belajar dari sejarah perkembangan nasionalisme dan kapitalisme yang terjadi, anak-anak pergerakan tidak ingin nasionalisme yang berkembang di Indonesia didominasi oleh golongan borjuis. Mereka tidak ingin rakyat Indonesia yang menderita dalam tananan feodalisme dan imperialisme tetap menjadi objek eksploitasi, sehingga nasionalisme yang dikembangkan adalah nasionalisme kerakyatan. Nasionalisme yang berbasis serta berorientasi pada rakyat. Rakyat tidak boleh diremehkan dan dilecehkan. Kaum marhen dan kaum dhu’afa yang sering dinista dan diperlakukan tidak adil. Dalam pergaulan hidup mereka sering tidak berdaya dan ditindassehingga menjadi kaum yang teraniaya secara kultural, ekonomi dan politik. Jadilah mereka kaum mustad’afin. Mereka harus ditempatkan sebagai subjek dengan pelbagai hak-hak dasar kemanusiannya.
Bukan chauvinisme. Namun sebagai bangsa yang merasakan pahit getirnya dijajah, The Founding Fathers tidak ingin nasionalisme bangsa Indonesia kemudian berubah menjadi nasionalisme yang sempit, jingoisme atau chauvinisme. Untuk ini nilai-nilai kemanusiaan yang mampu menciptakan persaudaraan sesama manusia menjadi landasan dalam berpolitik. Politik tidak lagi dimaknai sebagai Power Over melainkanPower With.Kondisi ini relevan dengan istilah power yang pada mulanya berasal dari bahasa Latin posse yang mempunyai arti to be able to, bukan hanya sekedar the relationship of domination.

Berdasar keadilan dan kemanusiaan. Menghadapi kondisi bangsa yang sering dieksploitasi dan terciptanya ketidakadilan serta pelanggaran hak asasi manusia, maka nasionalisme yang Indonesia juga sangat menentang ketidakadilan. Nasionalisme harus dikembangkan dengan berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Menurut bung Karno, nasionalisme Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan baik dalam proses maupun mencapai tujuannya.

No comments:

Post a Comment