Sebagai kader
ideologis (seorang marhaenis) yang melakukan perjuangan untuk kepentingan rakyat
demi tercapainya tujuan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur adalah
merupakan hal yang wajar dan wajib kalau metode berpikir kaum marhaenis memihak
kepada kepentingan rakyat.
Berdasarkan
i'tikad yaitu memihak kepada rakyat, maka kaum Mahaenis berpikir secara
Realitas, Dialektis, dan Revolusioner.
1. Realistis
Realistis
disini mempunyai maksud adalah melihat, berpikir dan bersikap kepada segala
sesuatu apa bila hal tersebut memenuhi sebagai “kenyataan yang benar dan
kebenaran yang nyata “.
Contoh :
UUD 1945 menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara; apakah ini nyata ?, ini memang nyata, sebagai suatu
kenyataan ini tidak benar. Benar UUD 1945 menyatakan demikian tapi isi UUD tersebut tidak nyata.
2. Dialektis
Sebagai
suatu akibat adanya suatu kejadian atau persoalan pastilah ada sebabnya, dan
sebab itu sendiri pastilah ada penyebab.
Dalam
proses mencari penyebab dalam suatu permasalahan itu maka akan di temukan adanya
saling hubungan antara kondisi dari ruang, waktu dan persoalan dan adanya
perubahan kualitatif menuju kuantitatif, dan kuantitatif menuju kualitatif atau
(nagasi terhadap nagasi) yang di sebabkan karena adanya pertentangan atau
perbedaan.
a.
Adanya hubungan antara
ruang, waktu dan persoalan.
i.
Hubungan antara ruang dan
ruang.
Contoh :
-
Adanya banjir yang
disebabkan gundulnya hutan dan gunung-gunung.
- Di Irak ada peperangan
karena adanya kepentingan kapitalis-kapitalis di Amerika
ii.
Hubungan antara waktu dan
waktu.
Contoh :
- Rakyat RRc Sekarng sebagian
besar jadi komunis tidak dapat dipisahkan dari jaman-jaman sebelumnya, dimana
pejuang nasional Dr. Sun Yat Sen dimusuhi oleh Inggris dan AS yang memaksa ia
berpaling dari Rusia.
-
iii.
Hubungan antara Persoalan
dan persoalan (materi dan materi)
Contoh :
- Matinya perusahaan-
perusahaan nasional ada hubungannya dengan politik impor-ekspor. Tahun 1956 ada
pemberontakan PRRI-PERMESTA yang ditumpas oleh Jendral A. Yani, tahun 1965
Jend. A. Yani dibunuh dalam GESTOK kemudian tahun 1968 bekas pemberontakan
PRRI-PERMESTA di rehabillitasi bahkan tokohnya ada yang menjadi menteri.
b.
Adanya Perkembangan /
perubahan-perubahan.
i.
Perubahan Kualitatif –
Kuantitatif
Contoh:
-
sebuah jagung berubah
secara kualitatif menjadi biji kemudian berkembang secara kuantitatif menjadi
batang jagung sampai berubah yang sekaligus berkembang secara kualitatif dan
kuantitatif. Inilah yang disebut dengan hukum nagasi terhadap nagasi.
ii.
Perbedaan/ pertentangan/
kontadiksi,
Adanya perubahan tersebutu disebabkan karena adanya
perbedaan-perbedaan, demikian juga terjadi dikalangan masyarakat dan diantara
negara-negara manapun di dunia.
Contoh :
- Hitler berekpansi
(menguasai) dengan dalih “kejayaan bangsa aria yang luhur”. Hal ini sebenarnya
sekedar propaganda atau bahan agitasi, kemudian diikuti dengan pembunuhan masal
pada kaum yahudi, dimana kaum yahudilah
yang menguasai perekonomian Jerman, sehingga ras Aria dapat mengambil
alih kekuasaan ekonomi.
iii.
Pertentangan antagonis dan
pertentangan non antagonis (kontradiksi pokok dan kontradiksi tidak pokok).
Kontradiksi pokok adalah
kontradiksi (pertentangan) yang harus
segera di tanggulangi dan pihak-pihak yang saling berkontradiksinya dengan cara
konfrontasi.
Kontradiksi yang tidak pokok masih
dapat diselesaikan dengan konsultasi daja dan diplomasi tidak perlu saling
konfrontasi.
Perubahan kontradiksi pokok ke
kontradiksi tidak pokok dan sebaliknya dinamakan juga dengan istilah
transutasi.
Contoh :
-
Pertentangan antar kaum
nasionalis, islam dan komunis dimasa penjajahan bisa diselesaikan denganjalan
diplomasi. Karena pertentangan diantara golongan pada saat itu merupakan
kontradiksi tidak pokok, sedangkan pokoknya adalah antar rakyat melawan
penjajah.
3. Revolusioner
Revolusioner
artinya menjebol dan membangun, berwatak dinamis untuk menjebol dan membangun.
Hanya orang yang mampu memberikan konsep-konsep penyelesaian masalah dan sekaligus mampu
menyingsingkan lengan baju tanpa menghitungkan untung rugi untuk pribadinya.
Seorang
revolusioner yang memihak rakyat pastilah progresif, mengetahui perkembangan
jaman, mengerti keharusan sejarah bagi rakyat. Kalau tidak demikian dia hanya
seorang retro progresif Revolusioner, jadi revolusioner itu ada dua yaitu
progresif Revolusioner dan Retro progresif Revolusioner, yang satunya
memberikan masa depan dan yang satunya menjerumuskan.
Dapat kita artikan arti Revolusioner untuk kaum marhaen adalah :
1.
Berwatak Dinamis,
terus-menerus dan ingin bergerak.
2.
Memihak rakyat, selalu
waspadaterhadap segala gerak musuh rakyat.
3.
Melihat dan membawa
rakyat untuk masa depan yang gemilang.
4.
Tidak menghitung untung
rugi buat pribadi, asalkan menguntungkan revolusi dan rakyat
Akan tetapi, disamping itu kader-kader mesti juga punya konsepsi maupun
pelaksana. Pelaksanaan yang cukup tangguh untuk mengganti segala sesuatu yang
di jebolnya, karena menjebol tanpa membangun itu namanya anarki, hanya
amuk-amukan.
No comments:
Post a Comment