Kelompok borjuis golongan pengusaha yang suka melipat gandakan
usahanya untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Mereka merupakan
golongan orang-orang kaya. Kaum borjuis berhasil mendobrak tatanan feodal yang
dikuasai oleh kaum agama dan bangsawan. Kepemilikan modal oleh mereka mampu
menjadi alat yang efektif dalam meruntuhkan sendi-sendi ekonomi sistem feodal.
Tatanan politik yang hanya menguntungkan kaum bangsawan dan
kaum agama ditentang.Mereka berusaha menggantinya dengan tatanan politik yang
mengutamakan kebebasan. Mereka beranggapan hanya melalui kebebasan itulah kaum
borjuis dapat berkembang secara maksimal. Etos kerja yang tinggi dan budaya
hemat/suka menabung mampu menjadikan kaum borjuis mengembangkan tatanan
demokrasi liberal yang menguntungkan kaumnya. Ternyata setelah berkuasa kaum
borjuis hanya berusaha memperjuangkan kepentingan kelompoknya, sehingga jurang
antara yang kaya dan miskin menjadi semakin lebar. Mereka suka melakukan
monopoli.
Kaum feodal pada mulanya sangat anti terhadap ketidakadilan
dan eksploitasi yang dilakukan oleh kaum feodal, namun sangat permisif terhadap
proses eksploitasi yang dilakukan oleh kapitalisme. Tatanan
imperialisme-kolonialisme selama menguntungkan kaumnya tidak akan ditentang,
sehingga wajar kalau kolonialisme di Amerika ditentang sementara kolonialisme
di wilayah lain, khususnya Asia-Afrika tidak ditentang. Di Indonesia kejadian
tersebut terkenal dengan istilah Politik Pintu Terbuka. Sebuah proses
eksploitasi yang memberi peluang pelbagai swasta asing untuk ikut terlibat
dalam menanamkan modalnya di Indonesia.
No comments:
Post a Comment