Social Icons

Pages

Wednesday 5 June 2013

Apakah nasionalisme kita menjiplak barat?

Jawabnya tidak. Memang nasionalisme yang berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh perkembangan nasionalisme di Barat, tetapi bapak pendiri bangsa kita tidak hanya sekedar menirunya. Selain mengambil unsur yang positif dari Barat, para pendiri bangsa juga membuang unsur negatifnya. Unsur yang positif dari Barat tersebut kemudian dipadukan dengan unsur yang positif yang sudah lama dimiliki oleh bangsa Indonesia. Para bapak pendiri bangsa termasuk kelompok local genius, yaitu seseorang atau kelompok orang yang berhasil memadukan budaya luar dan budaya masyarakatnya sehingga mampu menjadi budaya yang baru. Untuk itu kita perlu mempelajari sejarah nasionalisme kita.
lalu Kapan Nasionalisme Indonesia muncul?
Ada dua jawaban untuk menjawab kapan nasionalisme Indonesia lahir.
Pertama, yang berangkat dari nasionalisme budaya dan kejayaan masa lampu. Pandangan ini beranggapan nasionalisme Indonesia sudah ada sejak jaman Sriwijaya dan Majapahit
Kedua, pandangan sejarah yang beranggapan bahwa kita merasa senasib dan seperjuangan setelah ada kalangan intelektual yang prihatin di abad XX. Sebagaimana kita ketahui dulu pemerintah kolonial mendirikan sekolah-sekolah modern. Tujuan utamanya agar dapat memperoleh tenaga terampil yang dibutuhkan oleh pemerintah kolonial dan perusahaan atau perkebunan asing. Ternyata sebagian kecil dari kalangan terdidik mulai bangkit kesadaran kritis. Mereka mulai mengalami kegelisahan intelektual. Mereka mulai menyadari akan terjadinya proses ketidakadilan, pembodohan dan pemiskinan yang dilakukan oleh bangsa penjajah.
Kalangan terdidik yang resah melihat realitas tersebut mulai menyadari akan sistem yang tidak adil. Untuk menentang sistem tersebut diperlukan cara berjuang yangbaru, yaitu perjuangan yang tidak hanya mengandalkan senjata dan nilai-nilai primordial. Adanya kesadaran akan perubahan strategi perjuangan yang mengandalkan pada akal tersebut mendorong pelbagai usaha pencerdasan dan pemberdayaan masyarakat di lingkungannya.
Ternyata usaha pencerdasan masyarakat tidak dapat berjalan maksimal hanya dengan mengandalkan semangat belas kasihan sehingga kemudian muncul usaha membangunorganisasi modern. Berangkat dari kondisi inilah mereka kemudian mempertajam perjuangan menjadi pergerakan. Padajaman pergerakan nasional embrio nasionalisme mulai tumbuh dalam dunia perjuangan bangsa Indonesia.
Organisasi modern yang pada mulanya didirikan mesih sangat diwarnai oleh dimensi primordial, yaitu dengan mengedepankan etnisitas (Budi Utomo) dan agama (Sarekat Islam). Indische Party yang berusaha melakukan terobosan secara radikal kurang berhasil memperoleh dukungan dari akar rumput dan tidak siap menghadapi politik represif pemerintah kolonial. Posisi dan dominasi organisasi Islam, yaitu Sarekat Islam kemudian menjadi menonjol sampai dengan awal tahun 1920-an. Posisi mereka kemudian digantikan oleh organisasi komunis PKI yang sejak awal tahun 1927 tidak dapat eksis lagi. Tahun 1910-an dan pertengahan 1920-an dunia pergerakan Indonesia sangat diwarnai oleh ketegangan antara kelompok Islam dan Komunis.
Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia, organisasi pelajar/mahasiswa di Belanda berhasil membuat manifesto politik yang dalam mengambangkan nasionalisme berprinsippada unity, liberty dan equality. PI mampu menganalisis kolonialisme di Indonesia secara mendasar dan memberikan solusi perjuangan yang terdiri dari tiga prinsip, yaitu; a. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih oleh mereka sendiri, b, Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak manapun, c,Tanpa persatuan yang kokoh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan tidak akan tercapai.

Dan sejak tahun 1927 nasionalisme Indonesia sangat dipengaruhi oleh pemikiran Ir. Soekarno yang mendirikan PNI dan Moh. Hatta yang menjadi ketua PNI pendidikan. Kedua tokoh tersebut sangat berpengaruh dalam membangun nasionalisme. Apalagi kemudian mereka berdua menjadi proklamator bangsa. Peran bung Karno dan Bung Hatta dalam proses pergerakan serta membangun bangsa sangat besar. Berkat kecerdasan bapak pendiri bangsa itulah nasionalisme yang ada di Indonesia tidak ingin meniru/menjiplak nasionalisme yang berkembang di barat, sehingga ciri-ciri nasionalisme di Indonesia berbeda dengan nasionalisme Barat.

No comments:

Post a Comment