Jawabnya tidak. Memang nasionalisme yang berkembang di
Indonesia banyak dipengaruhi oleh perkembangan nasionalisme di Barat, tetapi
bapak pendiri bangsa kita tidak hanya sekedar menirunya. Selain mengambil unsur
yang positif dari Barat, para pendiri bangsa juga membuang unsur negatifnya.
Unsur yang positif dari Barat tersebut kemudian dipadukan dengan unsur yang
positif yang sudah lama dimiliki oleh bangsa Indonesia. Para bapak pendiri
bangsa termasuk kelompok local genius, yaitu seseorang atau kelompok orang yang
berhasil memadukan budaya luar dan budaya masyarakatnya sehingga mampu menjadi
budaya yang baru. Untuk itu kita perlu mempelajari sejarah nasionalisme kita.
lalu Kapan Nasionalisme
Indonesia muncul?
Ada dua jawaban untuk menjawab kapan nasionalisme Indonesia
lahir.
Pertama, yang berangkat dari nasionalisme
budaya dan kejayaan masa lampu. Pandangan ini beranggapan nasionalisme
Indonesia sudah ada sejak jaman Sriwijaya dan Majapahit
Kedua, pandangan sejarah yang
beranggapan bahwa kita merasa senasib dan seperjuangan setelah ada kalangan
intelektual yang prihatin di abad XX. Sebagaimana kita ketahui dulu pemerintah
kolonial mendirikan sekolah-sekolah modern. Tujuan utamanya agar dapat
memperoleh tenaga terampil yang dibutuhkan oleh pemerintah kolonial dan perusahaan
atau perkebunan asing. Ternyata sebagian kecil dari kalangan terdidik mulai
bangkit kesadaran kritis. Mereka mulai mengalami kegelisahan intelektual.
Mereka mulai menyadari akan terjadinya proses ketidakadilan, pembodohan dan
pemiskinan yang dilakukan oleh bangsa penjajah.
Kalangan terdidik yang resah melihat realitas tersebut mulai
menyadari akan sistem yang tidak adil. Untuk menentang sistem tersebut
diperlukan cara berjuang yangbaru, yaitu perjuangan yang tidak hanya
mengandalkan senjata dan nilai-nilai primordial. Adanya kesadaran akan
perubahan strategi perjuangan yang mengandalkan pada akal tersebut mendorong
pelbagai usaha pencerdasan dan pemberdayaan masyarakat di lingkungannya.
Ternyata usaha pencerdasan masyarakat tidak dapat berjalan maksimal
hanya dengan mengandalkan semangat belas kasihan sehingga kemudian muncul usaha
membangunorganisasi modern. Berangkat dari kondisi inilah mereka kemudian
mempertajam perjuangan menjadi pergerakan. Padajaman pergerakan nasional embrio
nasionalisme mulai tumbuh dalam dunia perjuangan bangsa Indonesia.
Organisasi modern yang pada mulanya didirikan mesih sangat
diwarnai oleh dimensi primordial, yaitu dengan mengedepankan etnisitas (Budi
Utomo) dan agama (Sarekat Islam). Indische Party yang berusaha melakukan
terobosan secara radikal kurang berhasil memperoleh dukungan dari akar rumput
dan tidak siap menghadapi politik represif pemerintah kolonial. Posisi dan
dominasi organisasi Islam, yaitu Sarekat Islam kemudian menjadi menonjol sampai
dengan awal tahun 1920-an. Posisi mereka kemudian digantikan oleh organisasi
komunis PKI yang sejak awal tahun 1927 tidak dapat eksis lagi. Tahun 1910-an
dan pertengahan 1920-an dunia pergerakan Indonesia sangat diwarnai oleh
ketegangan antara kelompok Islam dan Komunis.
Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia, organisasi
pelajar/mahasiswa di Belanda berhasil membuat manifesto politik yang dalam
mengambangkan nasionalisme berprinsippada unity, liberty dan equality.
PI mampu menganalisis kolonialisme di Indonesia secara mendasar dan memberikan
solusi perjuangan yang terdiri dari tiga prinsip, yaitu; a. Rakyat Indonesia
sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih oleh mereka sendiri, b, Dalam
memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak manapun,
c,Tanpa persatuan yang kokoh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan
tidak akan tercapai.
Dan sejak tahun 1927 nasionalisme Indonesia sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Ir. Soekarno yang mendirikan PNI dan Moh. Hatta yang
menjadi ketua PNI pendidikan. Kedua tokoh tersebut sangat berpengaruh dalam
membangun nasionalisme. Apalagi kemudian mereka berdua menjadi proklamator
bangsa. Peran bung Karno dan Bung Hatta dalam proses pergerakan serta membangun
bangsa sangat besar. Berkat kecerdasan bapak pendiri bangsa itulah nasionalisme
yang ada di Indonesia tidak ingin meniru/menjiplak nasionalisme yang berkembang
di barat, sehingga ciri-ciri nasionalisme di Indonesia berbeda dengan
nasionalisme Barat.
No comments:
Post a Comment